Rabu, 26 Februari 2014

Pemasaran


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, sehingga berkat Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Pengertian Pemasaran”.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dan tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. M. Maskan, M.Si karena telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun kepada pembaca.


                                                                                                            Malang, 25 Maret 2013


                                                                                                                        Penulis


DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................... 1
Daftar Isi.................................................................................................................... 2
Bab I Pendahuluan
1.1  Latar Belakang ..........................................................................................  3
1.2  Rumusan Masalah ......................................................................................  3
1.3  Tujuan ........................................................................................................  3
Bab II Pembahasan ...................................................................................................  4 - 16
Bab III Penutup ........................................................................................................  17 - 18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pemasaran terjadi di mana-mana. Secara formal atau informal, orang dan organisasi terlibat dalam sejumlah besar aktivitas yang dapat kita sebut pemasaran. Pemasaran yang baik telah menjadi elemen yang semakin vital untuk kesuksesan bisnis. Pemasaran sangat mempengaruhi kehidupan kita setiap hari. Pemasaran melekat dalam setiap hal yang kita lakukan. Dari pakaian yang kita pakai, situs Internet yang kita klik, hingga iklan yang kita lihat.
Pemasaran yang baik bukan sebuah kebetulan, melainkan hasil dari perencanaan dan pelaksanaan yang cermat. Pemasaran adalah seni sekaligus ilmu. Ada ketegangan yang terus-menerus antara sisi terformulasikannya dan sisi kreatifnya. Oleh karena itu, maka kita harus mengetahui tentang pengertian pemasaran secara detail dan juga kita harus memahami mengapa pemasaran sangat diperlukan dalam kehidupan kita sehari-hari. Selain itu, mengapa pemasaran sangat berkaitan erat dengan kehidupan kita.
Berhubungan dengan hal tersebut maka penulis menulis makalah dengan mengambil tema “Pengertian Pemasaran”.

1.2  Rumusan Masalah
·         Apa pengertian pemasaran ?
·         Bagaimana perkembangan definisi pemasaran ?
·         Bagaimana sejarah perkembangan pemasaran ?

1.3  Tujuan
·         Untuk mengerti teori tentang pengertian pemasaran
·         Untuk mengetahui bagaimana perkembangan definisi pemasaran
·         Untuk mengetahui bagaimana sejarah perkembangan pemasaran


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tentang Pemasaran
            Beberapa ahli telah mengemukakan definisi tentang pemasaran yang kelihatannya agak berbeda meskipun sebenarnya sama. Perbedaan ini disebabkan karena mereka meninjau pemasaran dari segi yang berbeda-beda; ada yang lebih menitikberatkan pada segi fungsi, segi barangnya, segi kelembagaannya, segi manajemennya, dan ada pula yang menitikberatkan dari semua segi tersebut sebagai suatu system. (Swastha DH,2002,5)
            Beberapa di antara para ahli tersebut adalah Philip Kotler. Menurut Philip Kotler, pertukaran merupakan titik pusat kegiatan pemasaran di mana seseorang berusaha menawarkan sejumlah nilai kepada orang lain. Dengan adanya pertukaran, berbagai macam kelompok social seperti individu-individu, kelompok kecil, organisasi dan kelompok masyarakat lain dapat terpenuhi kebutuhannya. (Swastha DH,2002,5)
            Kotler mengemukakan definisi pemasaran sebagai berikut : Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan pada usaha untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran. (Swastha DH,2002,5)

















TRANSAKSI MENURUT KOTLER
PEMBELI
 
PENJUAL
 
TRANSAKSI KOMERSIAL
                                             barang atau jasa
                                                                                                uang
 
PEMBERI PEKERJAAN
 
TRANSAKSI KETENAGA-KERJAAN
PEKERJA
 
 
                                              gaji dan tunjangan
    jasa produktif
 
TRANSAKSI KEWARGANEGARAAN
POLISI
 
PENDUDUK
 
 
jasa perlindungan
                             pajak dan kerjasama
 
LEMBAGA AGAMA
 
TRANSAKSI KEAGAMAAN
DERMAWAN
 
perasaan tentram
              uang atau jasa

Sumber : (Swastha DH,2002,5)
Menurut definisi tersebut, mula-mula manusia harus menemukan kebutuhannya dulu, baru kemudian berusaha untuk memenuhinya dengan cara mengadakan hubungan. Dapat pula dikatakan bahwa kegiatan pemasaran itu diciptakan oleh pembeli dan penjual. Kedua belah pihak sama-sama ingin mencari kepuasan. Dalah hal ini pembeli berusaha memenuhi kebutuhannya, sedangakan penjual berusaha mendapatkan laba. Kedua macam kepentingan ini dapat dipertemukan dengan cara mengadakan pertukaran yang saling menguntungkan. Jadi, kebutuhan seseorang dapat dipenuhi dengan mencari orang lain yang bersedia melayaninya. (Swastha DH,2002,6)
            Untuk mengetahui lebih jelas tentang proses pemasaran, kita dapat meninjau sebuah konsep berikut ini : Pemasaran merupakan suatu usaha untuk memuaskan kebutuhan pembeli dan penjual. (Swastha DH,2002,6)
            Di sini terdapat suatu anggapan bahwa pemasaran merupakan suatu proses yang memberikan jawaban atas kebutuhan dan keinginan seseorang. Denga demikian dapatlah dikatakan bahwa hampir semua orang baik secara langsung maupun tidak langsung ikut berkecimpung dalam pemasaran. Ingi disebabkan karena mereka sama-sama mempunyai keinginan dan kebutuhan.
            Jadi, pada pokoknya pemasaran dapat menciptakan dan memelihara hubungan-hubungan pertukaran. Sedangkan hubungan pertukaran itu dapat berupa pertukaran barang dengan uang, dapat juga barang dengan barang (barter), ide dengan uang (pendidikan), jasa dengan uang, dan semua hubungan pertukaran, termasuk transaksi-transaksi pemerintahan. (Swastha DH,2002,7)
            Selain itu, inti dari pemasaran (marketing) adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan social. Salah satu definisi yang baik dan singkat dari pemasaran adalah “memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan”. American Marketing Association (AMA) menawarkan definisi formal berikut : Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya. Menangani proses pertukaran ini membutuhkan banyak kerja dan keterampilan. Oleh sebab itu kita memandang manajemen pemasaran (marketing management) sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelaggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan mengomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. (Kotler dkk,2009,4)
            Definisi social pemasaran yaitu : pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan di mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan ingingkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain. Contoh : seorang pemasar berkata bahwa peran pemasaran adalah untuk “memberikan standar kehidupan yang lebih tinggi”. (Kotler dkk,2009,5)
Menurut Literatur buku Pemasaran Marketing hal 6. Pemasaran memiliki dua hal. Pertama, pemasaran merupakan filosofi, sikap perspektif atau orientasi manajemen yang menekankan pada kepuasan konsuemen . Kedua , pemasaran adalah sekumpulan aktivitas yang digunakan untuk mengimplementasikan filosofi ini. Definisi dari American Marketing Association (AMA) mencakup kedua perspektif itu: “ Marketing is the process of planning and executing the conception, pricing, promotion, and distribution of ideas, goods, and service to create exchanges that satisty individual and organizational goals”. Artinya bahwa pemasaran merupkan suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi, dan distribusi sejumlah ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi.  (Lamb,dkk,2001,6)
Menurut literatur buku Pengantar Bisnis hal. 261. Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang jasa yang memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
Sedangkan pengertian Manajemen Pemasaran lebih luas lagi.
            Manajemen Pemasaran adalah analisis, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian atas program yang dirancang untuk menciptakanm, membentuk dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan  pembeli sasaran (Target Buyer) dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasinya.(Sumarni,2003,261).
2.2 Perkembangan Definisi Pemasaran
            Pertama kali pemasaran dipelajari sebagai bidang usaha pada tahun 1902. Pada waktu itu masih disebut sebagai distribusi barang, dan pemasaran berpangkal pada suatu proses distribusi. The American Marketing Association telah memberikan definisi tentang pemasaran sebagai berikut : Pemasaran adalah suatu kegiatan usaha yang mengarahkan aliran barang dan jasa dari produsen kepada konsumen atau pemakai. (Swastha DH,2002,7)
            Jadi, sesudah periode 1990 an, pemasaran dimasukkan sebagai suatu kegiatan usaha. Dalam periode 1990 sampai 1960 an, terdapat beberapa konsep yang berbeda-beda tentang arti pemasaran. Pada waktu itu, kegiatan pemasaran dipandang sebagai : suatu kegiatan usaha; sebagai satu kelompok kegiatan usaha yang saling berkaitan; sebagai perwujudan niaga; sebagai suatu kerangka tujuan; sebagai fungsi penentuan kebijaksanaan yang koordinatif dan integrative; sebagai suatu proses ekonomi; sebagai suatu struktur kelembagaan; sebagai proses pertukaran atau pemindahan hak milik suatu barang; sebagai suatu proses konsentrasi, ekualisasi dan dispersi; sebagai penciptaan kegunaan waktu, tempat dan pemilikan; sebagai suatu proses penyesuaian permintaan dan penawaran; dan sebagainya. (Swastha DH,2002,7)
            Selama tahun 1960 an, titik berat dalam pemasaran beralih pada manajemen pemasaran. Sehingga pemasaran didefinisikan sebagai manajemen aliran barang dan jasa dari produsen ke konsumen.
            Tahun 1970 an, konsep pemasaran diperluas lagi, meliputi juga kegiatan-kegiatan dari lembaga/organisasi non laba (organisasi yang tidak mengutamakan laba). Kemudian, pemasaran dipandang sebagai semua kegiatan pertukaran, seperti definisi pemasaran yang dikemukakan oleh Philip Kotler di muka. Dari definisi-definisi yang ada dapat diambil suatu kesimpulan bahwa (Swastha DH,2002,8) :
1.      Pemasaran dilakukan oleh individu-individu dan organisasi.
2.      Tujuan pemasaran adalah member kemungkinan, memudahkan, dan mendorong adanya pertukaran.
3.      Tujuan pertukaran adalah untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.
4.      Pemasaran dilakukan oleh penjual dan pembeli.
Konsep Pertukaran
Menurut Literatur buku Pemasaran Marketing hal 6. Pertukaran memiliki makna penting dalam definisi pemasaran. Konsep pertukaran sebenarnya sangat sederhana. Maksudnya bahwa seseorang memberikan sesuatu untuk menerima sesuatu yang lain dari pihak lain tersebut. Umumnya kita berpikir tentang uang sebagai alat perantara dalam pertukaran tersebut. Kita “menyerahkan” uang untuk “memperoleh” sesuatu produk dan jasa yang kita inginkan. Pertukaran tidak harus membutuhkan uang, bisa jadi dalam makna yang lain. Dua orang mungkin melakkukan perdagangan atau pertukaran barang (barter) seperti barang yang kita sebut kartu baseball atau cat minyak.
Lima kondisi yang harus dipenuhi supaya pertukaran bisa terjadi (Lamb,dkk,2001,6):
·         Harus paling tidak terdiri dari dua pihak.
·         Tiap pihak harus memiliki sesuatu unuk dihargai oleh pihak lainnya.
·         Tiap pihak harus mampu melakukan komuniksi dengan pihak lainnya dan mengirimkan barang atau jasa yang dibutuhkan oleh pihak yang melakukan perdagangan tersebut.
·         Tiap pihak harus bebas untuk menerima atau menolak penawaran dari pihak lain tersebut.
·         Tiap pihak harus mau dan setuju melakukan transaksi yang telah disepakati sebelumnya.
Pertukaran tidak selalu terjadi meskipun semua kondisi tersebut di atas telah dipenuhi. Mereka bagaimanapun membutuhkan pertukaran yang memungkinkan. Misalnya, Anda mungkin menggunakan iklan di media lokal untuk memulai menawarkan mobil bekas Anda dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya. Beberapa orang munkin akan menelepon Anda untuk menanyakan penawaran tersebut di atas, beberapa orang lainnya mungkin akan melakkukan uji coba mengendarai mobil tersebut, dan beberapa orang lainnya mungkin bahkan menawarkan sesuatu yang lain kepada Anda. Kelima kondisi di atas membutuhkan suatu pertukaran untuk terjadinya transaksi. Tetapi setidaknya Anda harus membuat perjanjian dengan seorang pembeli, dan harus benar-benar menjual sebuah mobil, barulah pertukaran dapat terjadi. Perlu dicatat, bahwa pemasaran dapat terjadi bahkan jika suatu pertukaran tidak terjadi. Dalam contoh di atas, Anda akan melakukan pemasaran bahkan jika tidak ada seorang pun yang akan membeli mobil Anda. (Lamb,dkk,2001,6-7).
2.3 Sejarah Perkembangan Pemasaran
            Dalam tinjauan sejarah perkembangan pemasaran, kita akan melihat bagaimana pemasaran itu ada dan berkembang sebagai suatu kegiatan masyarakat. Kegiatan masyarakat seperti sekarang ini disebut system sosioekonomi yang mengikut-sertakan tenaga kerja, industrialisasi, dan urbanisasi; ini berasal dari kegiatan masyarakat yang disebut ekonomi kerajinan rumah di mana setiap orang atau keluarga berusaha untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. (Swastha DH,2002,13)
            Timbulnya kegiatan pemasaran mempunyai hubungan yang erat dengan pertumbuhan perekonomian suatu bangsa. Pada masa setiap orang membuat sendiri segala sesuatu yang dibutuhkannya (seperti menyediakan makanan sendiri, membuat pakaian sendiri, dan membangun sendiri rumahnya) tidaklah terjadi pertukaran. Demikian pula jika sudah ada kegiatan spesialisasi yang berbentuk suami dan anak-anak laki-laki mencari makan dengan jalan berburu atau mengail, dan istri serta anak perempuan mengurus rumah tangga dan dapur. Di sini pun tidak terjadi pertukaran sehingga dapat dikatakan belum ada kegiatan pemasaran. (Swastha DH,2002,14)
            Baru setelah mereka mempunyai kelebihan atau merasakan kekurangan akan sesuatu yang mereka butuhkan atau yang mereka buat, maka terjadilah pertukaran dalam bentuk yang sangat sederhana. Pada saat itulah pemasaran mulai dilakukan. Kegiatan ini berkembang menjadi suatu kegiatan usaha yang kecil, di mana segala sesuatu yang dihasilkan masih dibuat dengan tangan. Kemudian mereka berusaha membuat barang-barang dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan yan akan datang.
            Untuk melaksanakan usahanya tersebut, mereka membutuhkan baik material maupun tenaga kerja dalam jumlah yang lebih besar. Tambahan tenaga kerja ini tidak hanya diperlukan untuk kegiatan produksi atau pembuatan barang saja, tetapi juga diperlukan untuk membantu dalam penjualan barang-barang tersebut. Bilamana mereka ini hanya membantu dalam penjualan baran saja, tidak ikut dalam kegiatan produksi, dan usahanya berdiri sendiri, maka mereka disebut sebagai perantara atau pedagang. Jadi, mereka bertindak sebagai perantara yang menghubungkan produsen dengan konsumen.
            Pemasaran yang modern baru timbul bersamaan dengan terjadinya revolusi industry. Barang-barang yang semula dibuat denga tangan, sekarang dibuat dalam pabrik yang kebanyakan didirikan di kota. Pemasaran secara besar-besaran merupakan titik tolak untuk berhasilnya produksi secara besar-besaran. Dengan system pemasaran massal ini, pabrik-pabrik akan beroperasi pada tingkat hasil yang optimum. Di sini, kegiatan pemasaran menjadi lebih komplek, saluran perdagangannya menjadi lebih panjang dan harus digunakan metode pemasaran yang lebih baik.
            Jadi, pemasaran merupakan suatu proses yang berubah-ubah sesuai dengan kondisi masyarakatnya. Keadaan politik, social, teknologi, dan karakteristik fisik dari sebuah masyarakat akan menentukan bentuk pemasaran yang dilakukannya. Sifat pemasaran itu berbeda-beda baik dalam masyarakat itu sendiri maupun dalam berbagai situasi. Misalnya, dalam sebuah Negara sosialis (seperti Rusia), pemerintah berkuasa menentukan tentang apa yang harus dibuat, di mana, kapan, dan bagaimana membuatnya. Di Negara kapitalis (seperti Amerika Serikat), kesempatan untuk memproduksi dan melakukan pemasaran berada alam system bisnis yang bebas. (Swastha DH,2002,15)
PERKEMBANGAN PEMASARAN SECARA HISTORIS
                         
   Tahap 1               Tahap 2              Tahap 3                 Tahap 4
Produksi dan Konsumsi massal
 
Spesialisasi
Produksi
 
Kelebihan
(Barter berkembang)

Timbul pemasaran
 
Penghidupan
(Tanpa pemasaran)
 
 









                                                                                                                                                      

Sumber : (Swastha DH,2002,15)
            Sifat pemasaran berubah-ubah antara bangsa yang sudah maju dan bangsa yang sedang berkembang. Di Amerika Serikat misalnya, jasa merupakan unsur yang dominan dalam pengeluaran konsumsi seseorang. Sedangkan di Negara yang sedang berkembang seperti di Indonesia, jasa merupakan unsur yang kurang dominan; barang-barang kebutuhan pokok seperti makanan, sandang, dan perumahan sangat mendominir pengeluaran konsumen. (Swastha DH,2002,15)


2.4 Ancangan Baru Dalam Pemasaran
Dalam Literatur buku Strategi dan Program Pemasaran hal 4 (Chandra,2002,4).  Memasuki era milenium baru ini, ada sejumlah perubahan drastis dalam lingkungan pemasaran yang menghadirkan tantangan baru. Sejumlah kekuatan, seperti kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, deregulasi, dan globalisasi, telah membawa dampak besar bagi dinia bisnis. Pelanggan semakin hari semakin kritis. Mereka menuntut kualitas, layanan, kecepatan, fleksibilitas dan harga bersaing. Perbedaan persepsi konsumen cenderung berkurang. Selain itu, konsumen juga semakin sensitif terhadap harga dalam proses pembelian mereka.
Pemasar menghadapi persaingan yaang semakin dahsyat dari merek-merek lokal maupun global. konsekuensinya, biaya promosi  semakin melonjak dan marjin laba semakin tipis. Intensitas persaingan semakin ketat dengan menguatnya posisi para pengecer yang mulai mendominasi rak-rak pajangan mereka dengan private brand milik mereka sendiri.
Kehadiran Internet berdampak pada praktik pemasaran, seperti mass customization, online marketing, online reseacrh, e-mail marketing, disintermediasi dan reintermediasi saluran distribusi, dan seterusnya. Para pengecer berbasis toko (store-based retailers) bukan saja menghadapi kompetisi dari category killers, namun juga dari catalog haouses; direct-mail firms; newspaper, magazine, dan TV direct-to-customer ads; home shopping TV; dan tentu saja e-business.
Dalam rangka merespon perubahan-perubahan lingkungan tersebut, kini banyak bermunculan ancangan baru dalam pemasaran, di antaranya:
·         Relationship marketing, yaitu peralihan dari fokus pada transaksi tungal menjadi upaya membangun relasi dengan pelanggan yang menguntungkan dalam jangka panjang. Perusahaan akan berkonsentrasi pada pelanggan, produk, dan saluran distribusi yang paling menguntungkan.
·         Customer lifetime value, yaitu peralihan dari laba per transaksi penjualan menjadi laba berdasarkan manajemen nilai pelanggan seumur hidup. Beberapa perusahaan menawarkan produk secara reguler dengan harga murah per unitnya, karena mereka lebih mengutamakan bisnis dalam jangka panjang dari setiap pelanggannya.
·         Customer share, yaitu peralihan dari fokus pada pangsa pasar (market share) menjadi pangsa pelanggan. Upaya menciptakan pangsa pelanggan ini bisa dilakukan dengan jalan menawarkan berbagai variasi produk kepada pelanggan saat ini. Untuk itu, para karyawan harus dilatih agar mampu melakukan cross-selling (menjual beraneka ragam produk kepada pelanggan yang sama) dan up-selling (mendorong agar konsumen bersedia membeli versi produk yyang lebih mahal atau lebih kompleks).
·         Target marketing, yaitu peralihan dari upaya menjual kepada setiap orang usaha untuk menjadi perusahaan terbaik yang melayani pasar sasaran yang dirumuskan secara spesifik. Target marketing difasilitasi dengan pesatnya perkembangan special-interest magazines, TV channels, dan Internet newgroups.
·         Individualization, yaitu peralihan dari menjual produk yang sama dengan cara yang sama kepada semua orang dalam pasar sasaran menjadi upaya individualisasi dan customizing pesan dan penawaran. Pelanggan dimungkinkan untuk merancang sendiri fitur produknya di situs Web perusahaan. Hali ini sudah banyak dijumpai dalam industri kaset, kosmetik, buku, CD. Perangkat lunak komputer, dan perangkat keras komuter.
·         Customer database, yakni peralihan dari pengumpulan data penjualan menjadi perancangan database komprehensif mengenai pembelian, prefensi, demografis, da profitabilitas setiap pelanggan individual.
·         Integrated marketing communiation, yakni peralihan dari ketergantungan pada satu alat komunikasi (seperti iklan atau wiraniaga) menjadi upaya memadukan berbagai alat dalam menyampaikann citra merek yng konsisten kepada para pelanggan pada setiap kesempatan.
·         Channels as partners, yaitu peralihan dari perspektif yang menganggap perantara sebagai pelanggan menjadi perspektif yang memperlakukan perantara sebagai mitra dalam proses penciptaan nilai bagi pelanggan akhir.
·         Every employee a marketer, yakni peralihan dari perspektif yang menempatkan pemasaran sebagai tanggung jawab staf departemen pemasaran semata menjadi perspektif bahwa setiap karyawan harus bersikap customer-focused.
·         Model-based decision making, yaitu peralihan dari pengambilan keputusan berdasarkan intuisi menjadi proses pengambilan keputusan berdasarkan model dan fakta mengenai mekanisme pasar. (Chandra,2002,4-5).
Konsep-konsep dalam Pemasaran
            Kegiatan pemasaran dalam suatu perusahaan harus diorganisasikan secara terpadu serta memerlukan suatu pelaksanaan manajemen pemasaran yang berorientasi pada kepuasan pelanggan dan kesejahteraan lingkungan. Untuk mendukung kegiatan pemasaran tersebut, secara umum terdapat 5 (lima) konsep pemasaran (Sumarni,2003,262):
1.      Konsep Produksi (The Production Concept)
Konsep ini menyatakan bahwa,Konsumen akan menyukai produk yang tersedia selaras dengan kemampuanya. oleh karenanya menejemen harus berupaya untuk meningkatkan efisiensi produksi dan distribusi.
2.      Konsep Produk (The Procuction Concept)
            Konsep ini mengandung pengertian, konsumen akan menyukai produk yang menawarkan kualitas dan prestasi terbaik serta keistimewaan yang menonjol. oleh karenanya produsen harus berupaya untuk memperbaiki produk secara terus- menerus.
Pelaksanaan konsep produk ini perlu persyaratan (Sumarni,2003,262):
a)      Konsumen membeli produk tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhanya.
b)      konsumen menaruh perhatian pada kualitas produk
c)      konsumen mengetauhi tinggi  rendahnya kualitas dan perbedaan dalam penampilan diantara berbagai merk barang lain sejenis,.
d)     konsumen bersedia membayar pada harga yang layak sesuai dengan Kualitas barang
3.      Konsep Penjualan (The Selling Concept)
            Pengertian yang terkandung dalam konsep penjualan adalah bahwa , konsumen tidak akan membeli cukup banyak produk, kecuali jika produsen mengupayakan promosi dan penjualan yang agresif. jadi dalam konsep ini terkandung dasar pikiran (Sumarni,2003,263) :
-          Tugas utama prpdusen adalah menapai volume penjualan yang setinggi-tingginya.
-          Konsumenya harus didorong untuk membeli dengan cara peningkatan penjualan
-          Konsumen memungkinkan pembelian lagi dan kalupen tidak , masih ada ko0nsumen lain.
            Perusahaan yang memakai konsep penjualan lebih mementingkan volume penjualan dari pada kepuasan konsumen. untuk mencapai tingkat volume penjualan yang tinggi , seringkali penjualan tidak segan-segan menggunakan cara yang kunjung jujur untuk memenuhi konsumen. 
Namun demikia, konsep pejualan ini dapat juga berhasil jika di penuhi kondisi sebagai berikut (Sumarni,2003,263):
-          Pembeli mengetauhi bahwa kata- kata penjual tidak sepenuhnya  benar
-          Pembeli yng kecewa atas produk , dengan cepat melupakan kekecewaan.
-          Pembeli yang kecewa  tidak akan mengadu ke lembaga Konsumen dan tidak memberitahukan kekecewaannya kepada calon pembeli yang lain.
-          Jumlah Calon Pembeli Cukup banyak sehingga penjualan tidak perlu menciptakan pelanggan.
4.      Konsep Pemasaran (The Marketing Concept)
Konsep pemasaran beranggapan bahwa, kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta pemberian kepuasan yang diinginkan secara lebih baik daripada yang dilakukan oleh para pesaingnya.
Dasar pemikiran yang terkandung dalam Konsep Pemasaran yaitu (Sumarni,2003,264):
a)       Pemuasan keinginan kelompok pembeli tertentu adalah menjadi tugas perusahaan.
b)      Untuk memuaskan keinginan konsumen tersebut, diperlukan program riset pemasaran agar dapat diketahui pola keinginan pembeli.
c)      Semua kegiatan untuk mempengaruhi pembeli harus ditempatkan di bawah kontrol pemasaran yang terintegrasi.
d)     Kepuasan konsumen akan dapat menimbulkan loyalitas dan kesan baik dari pembeli.

Apabila perusahaan menganut konsep pemasaran, maka semua kegiatan akan diarahkan kepada keinginan konsumen (consumer oriented). Bagian Pemasran berperan aktif semenjak mulainya proses produksi karena konsumenlah yang akan menjadi tujuan utama yaitu kepuasannya, jadi tidak hanya pengkatan volume penjualan saja. Perusahaan yang ingin melaksanakan orientasi kepada konsumen maka harus dapat (Sumarni,2003,265):
-          menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani
-          memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran penjualan
-          menentukan produk dan program pemasarannya
-          mengadakan penelitian terhadap konsumen untuk mengukur, menilai dan menafsirkan keinginan, sikap serta tingkah laku konsumen
-          menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah ingin menitik beratkan pada kualitas yang tinggi, atau pada harga yang murah atau pada disain yang mutakhir.
Pada hakekatnya, konsep pemasaran juga menginginkan volume penjualan yang menguntungkan, tetapi laba yang didapat dari volume penjualan itu harus diperoleh melalui kepuasan konsumen. Disamping itu sangat diperlukan adanya koordinasi dan integrasi seluruh kegiatan pemasaran, yaitu dengan cara memupuk kerjasama dan menghindari pertentangan agar mudah dilakukan koordinasi, sehingga pada akhirnya nanti akan dapat dicapai tujuan perusahaan dan sekaligus dapat memberi kepuasan kepada konsumen.
5.      Konsep Pemasaran Kemasyarakatan (The Societal Marketing Concept )
Konsep ini menyatakan bahwa, tugas perusahaan adalah menetukan kebutuhan keinginan dan kepentingan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diinginkan dengan lebih baik daripada yang diberikan oleh pesaing-pesaing perusahaan sedemikian rupa sehingga dapat mempertahankan dan mempertinggi kesejahteraan masyarakat.
Konsep ini mengupayakan untuk menjaga kepentingan masyarakat dalam jangka panjang, di samping itu tujuan yang lain yaitu memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen. (Sumarni,2003,262-265).
Tabel Perbedaan Konsep Penjualan, Konsep Pemasaran, dan Konsep Pemasaran Baru
Konsep Penjualan
Konsep Pemasaran
Konsep Pemasaran Baru
-          Menitik beratkan pada produk serta keinginan penjual/produsen
-          Produsen membuat produk dan mencari keuntungan dari penjualan produk tersebut melalui upaya-upaya promosi yang sangat intensif
-          Intern, orientasinya ke dalam perusahaan
-          Meitik beratkan pada kebutuhan dan keinginan pembeli/pasar
-          Produse menentukan apa kebutuhan/keinginan pembeli dan mencari keuntungan serta menyalurkan produk untuk memuaskan kebutuhan tersebut melalui pemasaran yang terpadu
-          Ekstern, orientasinya ke pasar
-          Lebih menitik beratkan pada kepentingan lingkuang bisnis perusahaan
-          Produsen menentukan kebutuhan pembeli dan berupaya memuaskan kebutuhan tersebut dengan manajemen strategik
-          Di samping berorientasi ke pasar juga memperhatikan “stake holder benefits”
Sumber : (Sumarni,2003,265)
Pemasaran Berperan Penting dalam Masyarakat
Biro Sensus amerika memperkirakan bahwa total jumlah penduduk Amerika akan mencapai 268 juta orang pada awal abad ke-21. Pikirkan tentang bagaimana terjadinya transaksi setiap hari untuk memenuhi kebutuhan seperi makanan, pakaian, dan tumah untuk jumlah penduduk sebesar ini. Jumlahnya tentu sangat besar sekali. Dan belum lagi masalah pekerjaan, karena merupakan bagian dari pengembangan sistem ekonomi Amerika yang secara efisien mendistribusikan hasil pertanian dan pabrik. Rata-rata keluarga di Amerika, misalnya mengkonsumsi 2,5 ton makanan per tahun. Pemasaran membuat makanan tesedia ketika dibutuhkan, dalam jumlah yang diharapkan, pada tempat yang mudah dijangkau dan bersih serta paket dalam bentuk yang diperlukan sehari-hari (seperti makanan cepat saji dan makan dingin). (Lamb,dkk,2001,20)

Pemasaran Penting bagi Bisnis
Sasaran fundamental dari kebanyakan bisnis adalah kelangsungan hidup, laba, dan pertumbuhan. Pemasaran memberikan kontribusi secara langsung untuk mencapai sasaran ini. Pemasaran terdiri dari kegiatan berikut ini, yang penting bagi organisasi bisnis: menilai keinginan dan kepuasan dari konsumen saat ini dan calon konsemen, mendesain dan mengatur penawaran produk, menentukan harga dan kebijakan harga, mengembangkan strategi distribusi, dan melakukan komunikasi dengan konsumen saat ini dan calon konsumen.
Semua pelaku bisnis, terlepas dari gidang spesialisasi atau bidang tanggung jawabnya, perlu mengenal istilah dan dasar-dasar akuntansi, keuangan, manajemen, dan pemasaran. Orang yang berada di semua kegiatan bisnis perlu kemampuan untuk melakukan komunikasi dengan orang yang spesialis dalam bidang lainnya. Lebih jauh lagi, pemasaran tidak hanya suatu pekerjaan yang dikerjakan oleh orang-orang di bagian pemasaran saja. Pemasaran merupakan bagian dari pekerjaan setiap orang dalam organisasi. Seperti dinyatakan oleh David Packard dari Hewlett-Packard: “Pemasaran terlalu penting untuk hanya diserahkan kepada mereka yang berada di bagian pemasaran”. Oleh karena itu , pengertian dasar tentang pemasaran sangat penting bagi semua pelaku bisnis. (Lamb,dkk,2001,20)




BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Sasaran dari semua aktivitas pemasaran adalah memfasilitasi pertukaran yang saling memuaskan di antara pihak-pihak yang terlibat. Aktivitas pemasaran meliputi penyusunan konsep, penentuan harga, promosi, dan distribusi atas sejumlah ide, produk dan jasa.
            Kita perlu mempelajari tentang pemasaran karena :
·         Pemasaran mempengaruhi alokasi sejumlah produk dan jasa yang mempengaruhi ekonomi Negara dan standard hidup.
·         Pemahaman tentang pemasaran merupakan suatu hal yang penting untuk memahami sebagaian besar bisnis.
·         Kesempatan karier di dalam pemasaran terbuka luas, menguntungkan, diharapkan untuk meningkatkan secara signifikan selama decade yang akan datang.
·         Pemahaman pemasaran membuat konsumen menjadi lebih banyak tahu.


DAFTAR PUSTAKA
·         Swastha, Basu; 2002, Azas-Azas Marketing, Liberty, Yogyakarta.
·         Kotler, Philip, dkk; 2009, Manajemen Pemasaran, Erlangga, Jakarta.
·         Sumarni, Murti dkk; 2003, Pengatar Bisnis (Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan), Liberty Yogyakarta, Yogyakarta.
·         Lamb, Charles W, dkk; 2001, Pemasaran Marketing, Salemba Empat, Jakarta
·         Chandra, Gregorious; 2002, Strategi dan Program Pemasaran, ANDI, Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar