KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
kepada kita semua, sehingga berkat Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
makalah tentang “Pengertian Pemasaran”.
Dalam penyusunan
makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dan tidak lupa kami ucapkan terima
kasih kepada Bapak Dr. M. Maskan, M.Si karena telah membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Dalam penyusunan
makalah ini penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
maupun kepada pembaca.
Malang,
25 Maret 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar...........................................................................................................
1
Daftar
Isi....................................................................................................................
2
Bab
I Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang .......................................................................................... 3
1.2 Rumusan
Masalah ...................................................................................... 3
1.3 Tujuan
........................................................................................................ 3
Bab
II Pembahasan ................................................................................................... 4 - 16
Bab
III Penutup ........................................................................................................ 17 - 18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pemasaran terjadi di mana-mana. Secara formal atau
informal, orang dan organisasi terlibat dalam sejumlah besar aktivitas yang
dapat kita sebut pemasaran. Pemasaran yang baik telah menjadi elemen yang
semakin vital untuk kesuksesan bisnis. Pemasaran sangat mempengaruhi kehidupan
kita setiap hari. Pemasaran melekat dalam setiap hal yang kita lakukan. Dari
pakaian yang kita pakai, situs Internet yang kita klik, hingga iklan yang kita
lihat.
Pemasaran yang baik bukan sebuah kebetulan,
melainkan hasil dari perencanaan dan pelaksanaan yang cermat. Pemasaran adalah
seni sekaligus ilmu. Ada ketegangan yang terus-menerus antara sisi
terformulasikannya dan sisi kreatifnya. Oleh karena itu, maka kita harus
mengetahui tentang pengertian pemasaran secara detail dan juga kita harus
memahami mengapa pemasaran sangat diperlukan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Selain itu, mengapa pemasaran sangat berkaitan erat dengan kehidupan kita.
Berhubungan dengan hal tersebut maka penulis menulis
makalah dengan mengambil tema “Pengertian Pemasaran”.
1.2 Rumusan
Masalah
·
Apa pengertian pemasaran ?
·
Bagaimana perkembangan definisi
pemasaran ?
·
Bagaimana sejarah perkembangan pemasaran
?
1.3 Tujuan
·
Untuk mengerti teori tentang pengertian
pemasaran
·
Untuk mengetahui bagaimana perkembangan
definisi pemasaran
·
Untuk mengetahui bagaimana sejarah
perkembangan pemasaran
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Tentang Pemasaran
Beberapa
ahli telah mengemukakan definisi tentang pemasaran yang kelihatannya agak
berbeda meskipun sebenarnya sama. Perbedaan ini disebabkan karena mereka
meninjau pemasaran dari segi yang berbeda-beda; ada yang lebih menitikberatkan
pada segi fungsi, segi barangnya, segi kelembagaannya, segi manajemennya, dan
ada pula yang menitikberatkan dari semua segi tersebut sebagai suatu system. (Swastha DH,2002,5)
Beberapa
di antara para ahli tersebut adalah Philip
Kotler. Menurut Philip Kotler,
pertukaran merupakan titik pusat kegiatan pemasaran di mana seseorang berusaha
menawarkan sejumlah nilai kepada orang lain. Dengan adanya pertukaran, berbagai
macam kelompok social seperti individu-individu, kelompok kecil, organisasi dan
kelompok masyarakat lain dapat terpenuhi kebutuhannya. (Swastha DH,2002,5)
Kotler
mengemukakan definisi pemasaran sebagai berikut : Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan pada usaha
untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran. (Swastha DH,2002,5)
TRANSAKSI
MENURUT KOTLER
|
|
|
|
TRANSAKSI
KEWARGANEGARAAN
|
|
|
|
Sumber
:
(Swastha DH,2002,5)
Menurut definisi
tersebut, mula-mula manusia harus menemukan kebutuhannya dulu, baru kemudian
berusaha untuk memenuhinya dengan cara mengadakan hubungan. Dapat pula
dikatakan bahwa kegiatan pemasaran itu diciptakan oleh pembeli dan penjual.
Kedua belah pihak sama-sama ingin mencari kepuasan. Dalah hal ini pembeli
berusaha memenuhi kebutuhannya, sedangakan penjual berusaha mendapatkan laba.
Kedua macam kepentingan ini dapat dipertemukan dengan cara mengadakan
pertukaran yang saling menguntungkan. Jadi, kebutuhan seseorang dapat dipenuhi
dengan mencari orang lain yang bersedia melayaninya. (Swastha DH,2002,6)
Untuk
mengetahui lebih jelas tentang proses pemasaran, kita dapat meninjau sebuah
konsep berikut ini : Pemasaran merupakan
suatu usaha untuk memuaskan kebutuhan
pembeli dan penjual. (Swastha
DH,2002,6)
Di
sini terdapat suatu anggapan bahwa pemasaran merupakan suatu proses yang
memberikan jawaban atas kebutuhan dan keinginan seseorang. Denga demikian
dapatlah dikatakan bahwa hampir semua orang baik secara langsung maupun tidak
langsung ikut berkecimpung dalam pemasaran. Ingi disebabkan karena mereka
sama-sama mempunyai keinginan dan kebutuhan.
Jadi,
pada pokoknya pemasaran dapat menciptakan dan memelihara hubungan-hubungan
pertukaran. Sedangkan hubungan pertukaran itu dapat berupa pertukaran barang
dengan uang, dapat juga barang dengan barang (barter), ide dengan uang
(pendidikan), jasa dengan uang, dan semua hubungan pertukaran, termasuk
transaksi-transaksi pemerintahan. (Swastha
DH,2002,7)
Selain
itu, inti dari pemasaran (marketing)
adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan social. Salah satu
definisi yang baik dan singkat dari pemasaran adalah “memenuhi kebutuhan dengan
cara yang menguntungkan”. American Marketing Association (AMA) menawarkan
definisi formal berikut : Pemasaran
adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan,
mengomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola
hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku
kepentingannya. Menangani proses pertukaran ini membutuhkan banyak kerja
dan keterampilan. Oleh sebab itu kita memandang manajemen pemasaran (marketing
management) sebagai seni dan ilmu memilih
pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelaggan dengan
menciptakan, menghantarkan, dan mengomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.
(Kotler dkk,2009,4)
Definisi
social pemasaran yaitu : pemasaran adalah
sebuah proses kemasyarakatan di mana individu dan kelompok memperoleh apa yang
mereka butuhkan dan ingingkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas
mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain. Contoh :
seorang pemasar berkata bahwa peran pemasaran adalah untuk “memberikan standar
kehidupan yang lebih tinggi”. (Kotler
dkk,2009,5)
Menurut Literatur buku Pemasaran Marketing hal 6.
Pemasaran memiliki dua hal. Pertama, pemasaran merupakan filosofi, sikap
perspektif atau orientasi manajemen yang menekankan pada kepuasan konsuemen .
Kedua , pemasaran adalah sekumpulan aktivitas yang digunakan untuk
mengimplementasikan filosofi ini. Definisi dari American Marketing Association
(AMA) mencakup kedua perspektif itu: “
Marketing is the process of planning and executing the conception, pricing, promotion,
and distribution of ideas, goods, and service to create exchanges that satisty
individual and organizational goals”. Artinya bahwa pemasaran merupkan suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep,
harga, promosi, dan distribusi sejumlah ide, barang, dan jasa untuk menciptakan
pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi. (Lamb,dkk,2001,6)
Menurut literatur buku Pengantar Bisnis hal. 261.
Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan
untuk merencakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang
jasa yang memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli
potensial.
Sedangkan pengertian Manajemen Pemasaran lebih luas
lagi.
Manajemen
Pemasaran adalah analisis, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian atas
program yang dirancang untuk menciptakanm, membentuk dan mempertahankan
pertukaran yang menguntungkan dengan
pembeli sasaran (Target Buyer) dengan maksud untuk mencapai
tujuan-tujuan organisasinya.(Sumarni,2003,261).
2.2
Perkembangan Definisi Pemasaran
Pertama
kali pemasaran dipelajari sebagai bidang usaha pada tahun 1902. Pada waktu itu
masih disebut sebagai distribusi barang,
dan pemasaran berpangkal pada suatu proses distribusi. The American Marketing
Association telah memberikan definisi tentang pemasaran sebagai berikut :
Pemasaran adalah suatu kegiatan usaha
yang mengarahkan aliran barang dan jasa dari produsen kepada konsumen atau
pemakai. (Swastha DH,2002,7)
Jadi,
sesudah periode 1990 an, pemasaran dimasukkan sebagai suatu kegiatan usaha.
Dalam periode 1990 sampai 1960 an, terdapat beberapa konsep yang berbeda-beda
tentang arti pemasaran. Pada waktu itu, kegiatan pemasaran dipandang sebagai : suatu kegiatan usaha; sebagai satu kelompok
kegiatan usaha yang saling berkaitan; sebagai perwujudan niaga; sebagai suatu
kerangka tujuan; sebagai fungsi penentuan kebijaksanaan yang koordinatif dan
integrative; sebagai suatu proses ekonomi; sebagai suatu struktur kelembagaan;
sebagai proses pertukaran atau pemindahan hak milik suatu barang; sebagai suatu
proses konsentrasi, ekualisasi dan dispersi; sebagai penciptaan kegunaan waktu,
tempat dan pemilikan; sebagai suatu proses penyesuaian permintaan dan
penawaran; dan sebagainya. (Swastha
DH,2002,7)
Selama
tahun 1960 an, titik berat dalam pemasaran beralih pada manajemen pemasaran.
Sehingga pemasaran didefinisikan sebagai manajemen
aliran barang dan jasa dari produsen ke konsumen.
Tahun
1970 an, konsep pemasaran diperluas lagi, meliputi juga kegiatan-kegiatan dari
lembaga/organisasi non laba (organisasi yang tidak mengutamakan laba).
Kemudian, pemasaran dipandang sebagai semua kegiatan pertukaran, seperti
definisi pemasaran yang dikemukakan oleh Philip Kotler di muka. Dari
definisi-definisi yang ada dapat diambil suatu kesimpulan bahwa (Swastha DH,2002,8) :
1. Pemasaran
dilakukan oleh individu-individu dan organisasi.
2. Tujuan
pemasaran adalah member kemungkinan, memudahkan, dan mendorong adanya
pertukaran.
3. Tujuan
pertukaran adalah untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.
4. Pemasaran
dilakukan oleh penjual dan pembeli.
Konsep
Pertukaran
Menurut Literatur buku Pemasaran Marketing hal 6. Pertukaran
memiliki makna penting dalam definisi pemasaran. Konsep pertukaran sebenarnya
sangat sederhana. Maksudnya bahwa seseorang memberikan sesuatu untuk menerima
sesuatu yang lain dari pihak lain tersebut. Umumnya kita berpikir tentang uang
sebagai alat perantara dalam pertukaran tersebut. Kita “menyerahkan” uang untuk
“memperoleh” sesuatu produk dan jasa yang kita inginkan. Pertukaran tidak harus
membutuhkan uang, bisa jadi dalam makna yang lain. Dua orang mungkin melakkukan
perdagangan atau pertukaran barang (barter)
seperti barang yang kita sebut kartu baseball atau cat minyak.
Lima kondisi yang harus
dipenuhi supaya pertukaran bisa terjadi (Lamb,dkk,2001,6):
·
Harus paling tidak terdiri dari dua
pihak.
·
Tiap pihak harus memiliki sesuatu unuk
dihargai oleh pihak lainnya.
·
Tiap pihak harus mampu melakukan
komuniksi dengan pihak lainnya dan mengirimkan barang atau jasa yang dibutuhkan
oleh pihak yang melakukan perdagangan tersebut.
·
Tiap pihak harus bebas untuk menerima
atau menolak penawaran dari pihak lain tersebut.
·
Tiap pihak harus mau dan setuju
melakukan transaksi yang telah disepakati sebelumnya.
Pertukaran tidak selalu terjadi meskipun semua
kondisi tersebut di atas telah dipenuhi. Mereka bagaimanapun membutuhkan
pertukaran yang memungkinkan. Misalnya, Anda mungkin menggunakan iklan di media
lokal untuk memulai menawarkan mobil bekas Anda dengan harga yang telah
ditentukan sebelumnya. Beberapa orang munkin akan menelepon Anda untuk
menanyakan penawaran tersebut di atas, beberapa orang lainnya mungkin akan
melakkukan uji coba mengendarai mobil tersebut, dan beberapa orang lainnya
mungkin bahkan menawarkan sesuatu yang lain kepada Anda. Kelima kondisi di atas
membutuhkan suatu pertukaran untuk terjadinya transaksi. Tetapi setidaknya Anda
harus membuat perjanjian dengan seorang pembeli, dan harus benar-benar menjual
sebuah mobil, barulah pertukaran dapat terjadi. Perlu dicatat, bahwa pemasaran
dapat terjadi bahkan jika suatu pertukaran tidak terjadi. Dalam contoh di atas,
Anda akan melakukan pemasaran bahkan jika tidak ada seorang pun yang akan membeli
mobil Anda. (Lamb,dkk,2001,6-7).
2.3
Sejarah Perkembangan Pemasaran
Dalam
tinjauan sejarah perkembangan pemasaran, kita akan melihat bagaimana pemasaran
itu ada dan berkembang sebagai suatu kegiatan masyarakat. Kegiatan masyarakat
seperti sekarang ini disebut system sosioekonomi yang mengikut-sertakan tenaga
kerja, industrialisasi, dan urbanisasi; ini berasal dari kegiatan masyarakat
yang disebut ekonomi kerajinan rumah di mana setiap orang atau keluarga
berusaha untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. (Swastha DH,2002,13)
Timbulnya
kegiatan pemasaran mempunyai hubungan yang erat dengan pertumbuhan perekonomian
suatu bangsa. Pada masa setiap orang membuat sendiri segala sesuatu yang
dibutuhkannya (seperti menyediakan makanan sendiri, membuat pakaian sendiri,
dan membangun sendiri rumahnya) tidaklah terjadi pertukaran. Demikian pula jika
sudah ada kegiatan spesialisasi yang berbentuk suami dan anak-anak laki-laki
mencari makan dengan jalan berburu atau mengail, dan istri serta anak perempuan
mengurus rumah tangga dan dapur. Di sini pun tidak terjadi pertukaran sehingga
dapat dikatakan belum ada kegiatan pemasaran. (Swastha DH,2002,14)
Baru
setelah mereka mempunyai kelebihan atau merasakan kekurangan akan sesuatu yang
mereka butuhkan atau yang mereka buat, maka terjadilah pertukaran dalam bentuk
yang sangat sederhana. Pada saat itulah pemasaran
mulai dilakukan. Kegiatan ini berkembang menjadi suatu kegiatan usaha yang
kecil, di mana segala sesuatu yang dihasilkan masih dibuat dengan tangan.
Kemudian mereka berusaha membuat barang-barang dalam jumlah besar untuk
memenuhi kebutuhan yan akan datang.
Untuk
melaksanakan usahanya tersebut, mereka membutuhkan baik material maupun tenaga
kerja dalam jumlah yang lebih besar. Tambahan tenaga kerja ini tidak hanya
diperlukan untuk kegiatan produksi atau pembuatan barang saja, tetapi juga
diperlukan untuk membantu dalam penjualan barang-barang tersebut. Bilamana
mereka ini hanya membantu dalam penjualan baran saja, tidak ikut dalam kegiatan
produksi, dan usahanya berdiri sendiri, maka mereka disebut sebagai perantara atau pedagang. Jadi, mereka
bertindak sebagai perantara yang menghubungkan produsen dengan konsumen.
Pemasaran
yang modern baru timbul bersamaan dengan terjadinya revolusi industry.
Barang-barang yang semula dibuat denga tangan, sekarang dibuat dalam pabrik
yang kebanyakan didirikan di kota. Pemasaran secara besar-besaran merupakan
titik tolak untuk berhasilnya produksi secara besar-besaran. Dengan system
pemasaran massal ini, pabrik-pabrik akan beroperasi pada tingkat hasil yang
optimum. Di sini, kegiatan pemasaran menjadi lebih komplek, saluran
perdagangannya menjadi lebih panjang dan harus digunakan metode pemasaran yang
lebih baik.
Jadi,
pemasaran merupakan suatu proses yang berubah-ubah sesuai dengan kondisi
masyarakatnya. Keadaan politik, social, teknologi, dan karakteristik fisik dari
sebuah masyarakat akan menentukan bentuk pemasaran yang dilakukannya. Sifat
pemasaran itu berbeda-beda baik dalam masyarakat itu sendiri maupun dalam
berbagai situasi. Misalnya, dalam sebuah Negara sosialis (seperti Rusia),
pemerintah berkuasa menentukan tentang apa yang harus dibuat, di mana, kapan,
dan bagaimana membuatnya. Di Negara kapitalis (seperti Amerika Serikat),
kesempatan untuk memproduksi dan melakukan pemasaran berada alam system bisnis
yang bebas. (Swastha DH,2002,15)
PERKEMBANGAN
PEMASARAN SECARA HISTORIS
|
||||||||||||||
|
||||||||||||||
|
||||||||||||||
|
||||||||||||||
Sumber
:
(Swastha DH,2002,15)
Sifat
pemasaran berubah-ubah antara bangsa yang sudah maju dan bangsa yang sedang
berkembang. Di Amerika Serikat misalnya, jasa merupakan unsur yang dominan
dalam pengeluaran konsumsi seseorang. Sedangkan di Negara yang sedang
berkembang seperti di Indonesia, jasa merupakan unsur yang kurang dominan;
barang-barang kebutuhan pokok seperti makanan, sandang, dan perumahan sangat
mendominir pengeluaran konsumen. (Swastha
DH,2002,15)
2.4 Ancangan Baru Dalam Pemasaran
Dalam
Literatur buku Strategi
dan Program Pemasaran hal 4 (Chandra,2002,4). Memasuki era milenium baru ini, ada sejumlah
perubahan drastis dalam lingkungan pemasaran yang menghadirkan tantangan baru.
Sejumlah kekuatan, seperti kemajuan teknologi komunikasi dan informasi,
deregulasi, dan globalisasi, telah membawa dampak besar bagi dinia bisnis.
Pelanggan semakin hari semakin kritis. Mereka menuntut kualitas, layanan,
kecepatan, fleksibilitas dan harga bersaing. Perbedaan persepsi konsumen
cenderung berkurang. Selain itu, konsumen juga semakin sensitif terhadap harga
dalam proses pembelian mereka.
Pemasar menghadapi
persaingan yaang semakin dahsyat dari merek-merek lokal maupun global.
konsekuensinya, biaya promosi semakin
melonjak dan marjin laba semakin tipis. Intensitas persaingan semakin ketat
dengan menguatnya posisi para pengecer yang mulai mendominasi rak-rak pajangan
mereka dengan private brand milik
mereka sendiri.
Kehadiran Internet
berdampak pada praktik pemasaran, seperti mass
customization, online marketing, online reseacrh, e-mail marketing, disintermediasi
dan reintermediasi saluran distribusi, dan seterusnya. Para pengecer berbasis
toko (store-based retailers) bukan
saja menghadapi kompetisi dari category
killers, namun juga dari catalog
haouses; direct-mail firms; newspaper, magazine, dan TV direct-to-customer ads; home shopping TV; dan tentu saja e-business.
Dalam rangka merespon
perubahan-perubahan lingkungan tersebut, kini banyak bermunculan ancangan baru
dalam pemasaran, di antaranya:
·
Relationship
marketing, yaitu peralihan dari fokus pada transaksi tungal
menjadi upaya membangun relasi dengan pelanggan yang menguntungkan dalam jangka
panjang. Perusahaan akan berkonsentrasi pada pelanggan, produk, dan saluran
distribusi yang paling menguntungkan.
·
Customer
lifetime value, yaitu peralihan dari laba per transaksi
penjualan menjadi laba berdasarkan manajemen nilai pelanggan seumur hidup.
Beberapa perusahaan menawarkan produk secara reguler dengan harga murah per
unitnya, karena mereka lebih mengutamakan bisnis dalam jangka panjang dari
setiap pelanggannya.
·
Customer
share, yaitu peralihan dari fokus pada pangsa pasar (market share) menjadi pangsa pelanggan.
Upaya menciptakan pangsa pelanggan ini bisa dilakukan dengan jalan menawarkan
berbagai variasi produk kepada pelanggan saat ini. Untuk itu, para karyawan
harus dilatih agar mampu melakukan cross-selling
(menjual beraneka ragam produk kepada pelanggan yang sama) dan up-selling (mendorong agar konsumen
bersedia membeli versi produk yyang lebih mahal atau lebih kompleks).
·
Target
marketing, yaitu peralihan dari upaya menjual
kepada setiap orang usaha untuk menjadi perusahaan terbaik yang melayani pasar
sasaran yang dirumuskan secara spesifik. Target
marketing difasilitasi dengan pesatnya perkembangan special-interest magazines, TV channels, dan Internet newgroups.
·
Individualization,
yaitu
peralihan dari menjual produk yang sama dengan cara yang sama kepada semua
orang dalam pasar sasaran menjadi upaya individualisasi dan customizing pesan dan penawaran.
Pelanggan dimungkinkan untuk merancang sendiri fitur produknya di situs Web
perusahaan. Hali ini sudah banyak dijumpai dalam industri kaset, kosmetik,
buku, CD. Perangkat lunak komputer, dan perangkat keras komuter.
·
Customer
database, yakni peralihan dari pengumpulan data penjualan
menjadi perancangan database komprehensif mengenai pembelian, prefensi,
demografis, da profitabilitas setiap pelanggan individual.
·
Integrated
marketing communiation, yakni peralihan dari
ketergantungan pada satu alat komunikasi (seperti iklan atau wiraniaga) menjadi
upaya memadukan berbagai alat dalam menyampaikann citra merek yng konsisten
kepada para pelanggan pada setiap kesempatan.
·
Channels
as partners, yaitu peralihan dari perspektif yang
menganggap perantara sebagai pelanggan menjadi perspektif yang memperlakukan perantara
sebagai mitra dalam proses penciptaan nilai bagi pelanggan akhir.
·
Every
employee a marketer, yakni peralihan dari perspektif yang
menempatkan pemasaran sebagai tanggung jawab staf departemen pemasaran semata
menjadi perspektif bahwa setiap karyawan harus bersikap customer-focused.
·
Model-based
decision making, yaitu peralihan dari pengambilan keputusan
berdasarkan intuisi menjadi proses pengambilan keputusan berdasarkan model dan
fakta mengenai mekanisme pasar. (Chandra,2002,4-5).
Konsep-konsep
dalam Pemasaran
Kegiatan
pemasaran dalam suatu perusahaan harus diorganisasikan secara terpadu serta
memerlukan suatu pelaksanaan manajemen pemasaran yang berorientasi pada
kepuasan pelanggan dan kesejahteraan lingkungan. Untuk mendukung kegiatan
pemasaran tersebut, secara umum terdapat 5 (lima) konsep pemasaran (Sumarni,2003,262):
1. Konsep
Produksi (The Production Concept)
Konsep ini menyatakan
bahwa,Konsumen akan menyukai produk yang tersedia selaras dengan kemampuanya.
oleh karenanya menejemen harus berupaya untuk meningkatkan efisiensi produksi
dan distribusi.
2. Konsep
Produk (The Procuction Concept)
Konsep ini mengandung pengertian,
konsumen akan menyukai produk yang menawarkan kualitas dan prestasi terbaik
serta keistimewaan yang menonjol. oleh karenanya produsen harus berupaya untuk
memperbaiki produk secara terus- menerus.
Pelaksanaan konsep produk ini perlu persyaratan (Sumarni,2003,262):
a) Konsumen
membeli produk tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhanya.
b) konsumen
menaruh perhatian pada kualitas produk
c) konsumen
mengetauhi tinggi rendahnya kualitas dan
perbedaan dalam penampilan diantara berbagai merk barang lain sejenis,.
d) konsumen
bersedia membayar pada harga yang layak sesuai dengan Kualitas barang
3. Konsep
Penjualan (The Selling Concept)
Pengertian yang terkandung dalam
konsep penjualan adalah bahwa , konsumen tidak akan membeli cukup banyak produk,
kecuali jika produsen mengupayakan promosi dan penjualan yang agresif. jadi
dalam konsep ini terkandung dasar pikiran (Sumarni,2003,263)
:
-
Tugas utama prpdusen adalah menapai
volume penjualan yang setinggi-tingginya.
-
Konsumenya harus didorong untuk membeli
dengan cara peningkatan penjualan
-
Konsumen memungkinkan pembelian lagi dan
kalupen tidak , masih ada ko0nsumen lain.
Perusahaan yang memakai konsep
penjualan lebih mementingkan volume penjualan dari pada kepuasan konsumen.
untuk mencapai tingkat volume penjualan yang tinggi , seringkali penjualan
tidak segan-segan menggunakan cara yang kunjung jujur untuk memenuhi
konsumen.
Namun demikia, konsep pejualan ini dapat juga
berhasil jika di penuhi kondisi sebagai berikut (Sumarni,2003,263):
-
Pembeli mengetauhi bahwa kata- kata
penjual tidak sepenuhnya benar
-
Pembeli yng kecewa atas produk , dengan
cepat melupakan kekecewaan.
-
Pembeli yang kecewa tidak akan mengadu ke lembaga Konsumen dan
tidak memberitahukan kekecewaannya kepada calon pembeli yang lain.
-
Jumlah Calon Pembeli Cukup banyak
sehingga penjualan tidak perlu menciptakan pelanggan.
4. Konsep
Pemasaran (The Marketing Concept)
Konsep pemasaran beranggapan bahwa,
kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah terdiri dari
penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta pemberian kepuasan yang
diinginkan secara lebih baik daripada yang dilakukan oleh para pesaingnya.
Dasar pemikiran yang terkandung
dalam Konsep Pemasaran yaitu (Sumarni,2003,264):
a) Pemuasan keinginan kelompok pembeli tertentu
adalah menjadi tugas perusahaan.
b) Untuk
memuaskan keinginan konsumen tersebut, diperlukan program riset pemasaran agar
dapat diketahui pola keinginan pembeli.
c) Semua
kegiatan untuk mempengaruhi pembeli harus ditempatkan di bawah kontrol
pemasaran yang terintegrasi.
d) Kepuasan
konsumen akan dapat menimbulkan loyalitas dan kesan baik dari pembeli.
Apabila perusahaan menganut konsep pemasaran, maka
semua kegiatan akan diarahkan kepada keinginan konsumen (consumer oriented). Bagian Pemasran berperan aktif semenjak
mulainya proses produksi karena konsumenlah yang akan menjadi tujuan utama
yaitu kepuasannya, jadi tidak hanya pengkatan volume penjualan saja. Perusahaan
yang ingin melaksanakan orientasi kepada konsumen maka harus dapat (Sumarni,2003,265):
-
menentukan kebutuhan pokok dari pembeli
yang akan dilayani
-
memilih kelompok pembeli tertentu
sebagai sasaran penjualan
-
menentukan produk dan program
pemasarannya
-
mengadakan penelitian terhadap konsumen
untuk mengukur, menilai dan menafsirkan keinginan, sikap serta tingkah laku
konsumen
-
menentukan dan melaksanakan strategi
yang paling baik, apakah ingin menitik beratkan pada kualitas yang tinggi, atau
pada harga yang murah atau pada disain yang mutakhir.
Pada hakekatnya, konsep
pemasaran juga menginginkan volume penjualan yang menguntungkan, tetapi laba
yang didapat dari volume penjualan itu harus diperoleh melalui kepuasan
konsumen. Disamping itu sangat diperlukan adanya koordinasi dan integrasi
seluruh kegiatan pemasaran, yaitu dengan cara memupuk kerjasama dan menghindari
pertentangan agar mudah dilakukan koordinasi, sehingga pada akhirnya nanti akan
dapat dicapai tujuan perusahaan dan sekaligus dapat memberi kepuasan kepada
konsumen.
5. Konsep
Pemasaran Kemasyarakatan (The Societal
Marketing Concept )
Konsep ini menyatakan bahwa, tugas
perusahaan adalah menetukan kebutuhan keinginan dan kepentingan pasar sasaran
serta memberikan kepuasan yang diinginkan dengan lebih baik daripada yang
diberikan oleh pesaing-pesaing perusahaan sedemikian rupa sehingga dapat mempertahankan
dan mempertinggi kesejahteraan masyarakat.
Konsep ini mengupayakan untuk
menjaga kepentingan masyarakat dalam jangka panjang, di samping itu tujuan yang
lain yaitu memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen. (Sumarni,2003,262-265).
Tabel
Perbedaan Konsep Penjualan, Konsep Pemasaran, dan Konsep Pemasaran Baru
Konsep Penjualan
|
Konsep Pemasaran
|
Konsep Pemasaran Baru
|
-
Menitik beratkan pada produk serta keinginan penjual/produsen
-
Produsen membuat produk dan mencari keuntungan dari penjualan produk tersebut
melalui upaya-upaya promosi yang sangat intensif
-
Intern, orientasinya ke dalam perusahaan
|
-
Meitik beratkan pada kebutuhan dan keinginan pembeli/pasar
-
Produse menentukan apa kebutuhan/keinginan pembeli dan mencari keuntungan
serta menyalurkan produk untuk memuaskan kebutuhan tersebut melalui pemasaran
yang terpadu
-
Ekstern, orientasinya ke pasar
|
-
Lebih menitik beratkan pada kepentingan lingkuang bisnis perusahaan
-
Produsen menentukan kebutuhan pembeli dan berupaya memuaskan kebutuhan
tersebut dengan manajemen strategik
-
Di samping berorientasi ke pasar juga memperhatikan “stake holder
benefits”
|
Sumber
: (Sumarni,2003,265)
Pemasaran
Berperan Penting dalam Masyarakat
Biro Sensus amerika
memperkirakan bahwa total jumlah penduduk Amerika akan mencapai 268 juta orang
pada awal abad ke-21. Pikirkan tentang bagaimana terjadinya transaksi setiap
hari untuk memenuhi kebutuhan seperi makanan, pakaian, dan tumah untuk jumlah penduduk
sebesar ini. Jumlahnya tentu sangat besar sekali. Dan belum lagi masalah
pekerjaan, karena merupakan bagian dari pengembangan sistem ekonomi Amerika
yang secara efisien mendistribusikan hasil pertanian dan pabrik. Rata-rata
keluarga di Amerika, misalnya mengkonsumsi 2,5 ton makanan per tahun. Pemasaran
membuat makanan tesedia ketika dibutuhkan, dalam jumlah yang diharapkan, pada
tempat yang mudah dijangkau dan bersih serta paket dalam bentuk yang diperlukan
sehari-hari (seperti makanan cepat saji dan makan dingin).
(Lamb,dkk,2001,20)
Pemasaran
Penting bagi Bisnis
Sasaran fundamental
dari kebanyakan bisnis adalah kelangsungan hidup, laba, dan pertumbuhan.
Pemasaran memberikan kontribusi secara langsung untuk mencapai sasaran ini.
Pemasaran terdiri dari kegiatan berikut ini, yang penting bagi organisasi
bisnis: menilai keinginan dan kepuasan dari konsumen saat ini dan calon
konsemen, mendesain dan mengatur penawaran produk, menentukan harga dan
kebijakan harga, mengembangkan strategi distribusi, dan melakukan komunikasi
dengan konsumen saat ini dan calon konsumen.
Semua pelaku bisnis,
terlepas dari gidang spesialisasi atau bidang tanggung jawabnya, perlu mengenal
istilah dan dasar-dasar akuntansi, keuangan, manajemen, dan pemasaran. Orang
yang berada di semua kegiatan bisnis perlu kemampuan untuk melakukan komunikasi
dengan orang yang spesialis dalam bidang lainnya. Lebih jauh lagi, pemasaran
tidak hanya suatu pekerjaan yang dikerjakan oleh orang-orang di bagian
pemasaran saja. Pemasaran merupakan bagian dari pekerjaan setiap orang dalam
organisasi. Seperti dinyatakan oleh David Packard dari Hewlett-Packard:
“Pemasaran terlalu penting untuk hanya diserahkan kepada mereka yang berada di
bagian pemasaran”. Oleh karena itu , pengertian dasar tentang pemasaran sangat
penting bagi semua pelaku bisnis. (Lamb,dkk,2001,20)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sasaran
dari semua aktivitas pemasaran adalah memfasilitasi pertukaran yang saling
memuaskan di antara pihak-pihak yang terlibat. Aktivitas pemasaran meliputi
penyusunan konsep, penentuan harga, promosi, dan distribusi atas sejumlah ide,
produk dan jasa.
Kita
perlu mempelajari tentang pemasaran karena :
·
Pemasaran mempengaruhi alokasi sejumlah
produk dan jasa yang mempengaruhi ekonomi Negara dan standard hidup.
·
Pemahaman tentang pemasaran merupakan
suatu hal yang penting untuk memahami sebagaian besar bisnis.
·
Kesempatan karier di dalam pemasaran
terbuka luas, menguntungkan, diharapkan untuk meningkatkan secara signifikan
selama decade yang akan datang.
·
Pemahaman pemasaran membuat konsumen
menjadi lebih banyak tahu.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Swastha, Basu; 2002, Azas-Azas Marketing, Liberty,
Yogyakarta.
·
Kotler, Philip, dkk; 2009, Manajemen Pemasaran, Erlangga, Jakarta.
·
Sumarni,
Murti dkk; 2003, Pengatar Bisnis (Dasar-dasar Ekonomi
Perusahaan), Liberty Yogyakarta, Yogyakarta.
·
Lamb, Charles W, dkk; 2001, Pemasaran
Marketing, Salemba Empat, Jakarta
·
Chandra, Gregorious; 2002, Strategi
dan Program Pemasaran, ANDI, Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar